Sekolah di Langkat Wajib Gelar Yasinan

PMS - Untuk lebih memastikan pembentukan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT, Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat membuat Program Yasinan Siswa & Guru yang dilakukan setiap hari Jumat di sekolah masing-masing. Kepada setiap sekolah agar mengatur waktu Yasinan ini tanpa mengganggu waktu proses belajar mengajar di dalam kelas dan melaporkan pelaksanaannya seminggu sekali serta membuat postingan di Instagram sekolah masing-masing. Yasinan adalah sebuah kegiatan membaca surat Yasin  ...

secara bersama-sama yang dipimpin oleh seorang rais atau kaum, biasanya Yasinan juga dilengkapi denganbacaan Al Fatihah, dan bacaan tahlil serta ditutup dengan doa dan diamini oleh jamaah. Yasin terletak di antara juz 22 dan 23. Secara harfiah, diketahui bahwa kata Yasin diambil dari Yaa Insanu yang artinya “Wahai Manusia.” 

Secara garis besar, Yasin membahas tentang kebenaran Al-Quran serta berbagai hikmah dan pedoman untuk manusia agar selalu taat kepada Allah SWT. 

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menciptakan pelajar yang bertakwa kepada Allah SWT dan memiliki wawasan intelektual yang tinggi. 

Melalui diadakannya yasinan rutin untuk menjalin silaturahmi serta di harapkan mendapat manfaat bacaan surat Yasin. Yasinan ini diamalkan setiap hari Jumat adalah untuk mendapatkan ampunan dari Allah SWT. 

Terobosan ini tak hanya menjadi langkah spiritual, tetapi juga sebagai upaya membangun karakter religius di kalangan siswa. Langkah inovatif ini mendapat apresiasi luas dari berbagai pihak, termasuk dari tenaga pendidik. 

Sebagai bentuk penghargaan, Robert Hendra Ginting memberikan penghargaan khusus kepada Atina Ramadani, S.Pd., seorang guru di SDN 050728 Tanjung Pura yang menjadi penggagas program Yasinan wajib di sekolah dan dituangkan dalam sebuah Surat Edaran resmi. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Robert usai pelaksanaan Yasinan pada Jumat (14/2/2025) pagi. 

Dalam sambutannya, Robert menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya tentang mencetak siswa yang cerdas secara akademik, tetapi juga membentuk generasi yang berakhlak mulia.    

Kalau sudah berprestasi, jangan langsung takabbur dan menyombongkan diri. Tugas kita sebagai pendidik adalah mencerdaskan anak bangsa sekaligus membentuk pribadi yang rendah hati, suka menolong, dan memiliki akhlak sesuai ajaran agama, ujarnya. 

Ia juga menekankan bahwa program Yasinan ini bukan sekadar rutinitas ibadah, tetapi juga strategi untuk memperkuat nilai-nilai moral dan membangun kebiasaan baik di lingkungan sekolah. 

Kepala SDN 050728, Surya Putra, S.Pd., menyatakan bahwa program Yasinan ini akan menjadi tradisi rutin di sekolahnya setiap Jumat. Ini adalah inovasi luar biasa dari para guru di Langkat. Kami yakin masih banyak sekolah lain yang memiliki gagasan kreatif untuk memajukan pendidikan, khususnya dalam membentuk karakter siswa. 

Sementara itu, Atina Ramadani, sang penggagas yang meminta di terbitkan kebijakan Dinas Pendidikan menjadikannya program di setiap sekolah melalui Surat Edaran resmi, berharap program ini bisa menjadi kebiasaan positif yang berdampak baik bagi siswa dan tenaga pendidik.

Dengan berbagai inovasi ini, Langkat kini semakin mantap menapaki jalur pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada akademik, tetapi juga pembentukan karakter Langkah ini patut diapresiasi dan diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk menerapkan pendidikan berbasis moral dan spiritual.

Robert Ginting menambahkan, jika  sudah banyak sekolah yang menerapkan program yasinan ini sebelumnya. Namun untuk memberikan penguatan serta tugas yang jelas dari Dinas Pendidikan Langkat maka di buatlah Surat Edaran yang resmi mewajibkan semua sekolah wajib Yasinan setiap hari Jumat. 

Ia juga menambahkan untuk siswa dan guru yang non Muslim juga akan melaksanakan kegiatan keagamaan yang di beri judul “Si RoHa” atau siraman rohani. Arti dari kata Roha itu sendiri dalam bahasa Toba berarti bersih hatinya, tulus hati, merupakan Idiom sebagian atau frasal karena makna yang ditimbulkan masih tergambarkan dari salah satu unsur pembentuknya. 

Pada idiom“mambuat roha” jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia memiliki arti mengambil hati atau hati  / maksud  / keinginan  / Perasaan  / Benak  / Rasa  / Akal  / Kalbu  / Pikiran  / Penghidupan batin seluruhnya  / Berkemauan baik.