PMS - Ngopi dan sarapan pagi bersama Ketua Umum Pengurus Besar Lembaga Kebudayaan Pakpak (PB-LKP) Raja Umar Ujung bersama Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pemuda Merga Silima (PMS) Kabupaten Dairi Robert Hendra Ginting, AP, M.Si dan para Wakil Ketua Andi Natanael Ginting, SE - Irwansyah Sitepu juga Emanuel Sinuraya, SP begitu bersahabat.
Hadir juga Pimpinan Cabang Bank Mandiri Sidikalang Muhammad Taruna Gucci menyeruput kopi setelah sarapan pagi plus telur ayam kampung setengah masakpun di gass.
Banyak hal mereka diskusikan mulai dari belum adanya ungkapan dukungan organisasi PB-LKP maupun PMS Dairi terhadap kandidat Bupatti / Wakil Bupati Dairi pada Pilkada 2024, juga mereka bahas banyak kemiripan adat serta budaya Suku Pakpak dan Suku Karo yang banyak mendiami Kabupaten Dairi dan Aceh.
Intinya, pembicaraan mereka menemui kesepakatan bahwa Suku Pakpak dan Suku Karo itu bak Saudara Kandung yang sudah membaur di masyarakat. Ada suku Pakpak yang menikahi suku Karo maka pengantinnya akan diberikan merga / beru atau marga / boru Suku Pakpak demikian juga jika ada perkawinan Suku Karo dengan Suku Pakpak.
Bahkan banyak tercantum merga-merga atau marga-marga Suku Pakpak di Merga Silima Suku Karo (Karo-Karo, Ginting, Tarigan, Sembiring, dan Peranginangin). Sebagai saudara kandung, haruslah saling menjaga, melindungi dan saling mengasihi seperti satu keluarga besar.
Menurut sebuah tulisan dari mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan di www.scribd.com ada banyak kemiripan Suku Pakpak dan Suku Karo.
Persamaan dan Perbedaan Seni Rupa Etnis Pakpak dan Karo
Persamaan . Persamaan dari tiap
etnis yaitu Pakpak dan Karo yaitu terletak pada pola di
motif ornamennya. Kedua etnis tersebut memiliki beberapa kesamaan pada pola
ornamennya yaitu sama-sama memakai motif pola geometris, pola tumbuhan, dan
pola hewan.
Pada etnis Pakpak, ragam hias atau
ornamen suku Pakpak-dairi disebut dengan gerga, terdapat 25 jenis motif gerga
yang dibagi atas 6 pola. Terdapat 3 pola motif dari keenam pola itu yang
memiliki kesamaan dengan motif-motif ornamen dari etnis lain yaitu pola
geometris, pola tumbuhan, pola hewan.
Pola tumbuhan yang biasanya dipakai
adalah tumbuhan khas daerah setempat seperti bunga kunyit, bunga kiambang dan
bunga melati. Motif hewan yang dijadikan motif adalah, cecak, kalajengking,
ikan, semut, kera dan lain-lain.
Pada etnis karo, ornamen disebut
dengan gerga ,penyebutan ini sama halnya dengan etnis Pakpak. Gerga Karo dapat
dikelompokkan dalam 6 Pola dan 44 motif. Sama seperti suku Pakpak, terdapat 3
pola motif dari keenam pola itu yang memiliki kesamaan dengan motif-motif
ornamen dari etnis lain yaitu pola geometris, pola hewan, tumbuhan.
Antara etnis Pakpak dan Karo memiliki
kesamaan pada pola ornamen yaitu sama-sama memiliki 6 pola ornamen yaitu pola
geometris, pola tumbuhan, pola hewan, pola cosmos, pola manusia dan pola hayal
atau raksasa.
Perbedaan : Terdapat perbedaan
pada tiap etnis yaitu etnis Pakpak dan karo. Perbedaan-perbedaan itu
terletak pada arsitektur dan ornamen-ornamen dari masing-masing etnis.
Perbedaan itu dapat dilihat dari desain bangunan dan motif ornamennya.
Arsitektur : Pada etnis Pakpak, ciri khas kedua
rumah adat ini ialah memiliki bubungan yang disebut tampuk bubungan yang
bersimbolkan cabang atau simbol kepercayaan suku Pakpak. Tanduk kerbau yang
melekat di bubungan atap mengandung makna semangat kepahlawanan suku Pakpak.
Sedangkan bentuk segi tiga pada rumah adat menggambarkan adanya susunan adat
istiadat Pakpak dalam kekeluargaan yang dibagi atas tiga bagian struktur
kekeluargaan yaitu : Senina (disebut bagi saudara kandung laki-laki), Berru
(disebut untuk saudara kandung perempuan dan Puang disebut kepada kemanakan).
Pada etnis Karo,
bangunan tradisional Suku Karo apabila dilihat dari aspek bentuk, memiliki
berbagai bentuk garis, diantaranya adalah lingkaran, bujur sangkar, garis
lurus, dan lain-lain. Suku Karo memiliki beberapa bangun terdiri dari rumah
adat, geriten, jambur, dan lesung.
Rumah adat Karo memiliki ukuran
yang berbeda-beda tergantung dari jumlah
penghuninya contohnya rumah yang dihuni 3-4 keluarga akan berbeda dengan rumah
yang dihuni sampai 8 keluarga yang disebut 'Rumah adat Karo Siwaluh Jabu'. Bagian dinding bangunan rumah adat Karo dipenuhi dengan ornamen.
Ornamen : Pada etnis Pakpak, ragam hias atau
ornamen suku Pakpak Dairi disebut dengan gerga, terdapat 25 jenis motif gerga
yang dibagi atas 6 pola, yaitu pola geometris, pola tumbuhan, pola hewan, pola
cosmos, pola manusia dan pola hayal atau raksasa.Motif-motif ornamen etnis
Pakpak antara lain: Motif Adep, Motif Parkukup Manun, Motif Perotor Kerra.
Pada etnis Karo, rumah adat Karo
dipenuhi ornamen (gerga) sehingga
dinamai rumah gerga. Rumah gerga mengandung makna rumah yang dipenuhi dengan
gerga (ornamen). Tidak sembarang orang yang menghuni rumah gerga, dan tidak
sembarang gerga bisa dikenakan pada rumah, atau peralatan lainnya.
Ada suatu aturan lisan siapa saja yang bisa
memiliki rumah gerga, dan siapa saja yang bisa memiliki tongkat yang dipenuhi
gerga. Gerga Karo dapat dikelompokkan dalam 6 Pola dan 44 motif. Ornamen karo
antara lain : Tapak Raja Sulaiman, Bindu Matagah, Embun Sikawiten, Pantil
manggis, Pangaret-ret.
Meskipun antara etnis Pakpak dan Karo
memiliki kesamaan pada pola ornamen yaitu sama-sama memiliki 6 pola ornamen
namun terdapat perbedaan didalamnya, pada etnis Pakpak terdapat 25 jenis motif
gerga sedangkan pada suku karo, Gerga Karo memiliki 44 jenis motif.
Persamaan
dan Perbedaan Seni Musik dan Tarian.
Perbedaan Seni
Musik. Suku Pakpak: Masyarakat Pakpak memiliki alat musik yang terdiri dari perkusi (gendang
dan gong) dan alat musik melodis seperti kalondang, lobat dan sordam (semacam
seruling). Suku Karo : Suku karo memiliki alat musik seperti Kulcapi, Balobat, Surdam,
Keteng-Keteng, Murbab, Saruune, Gendang Singindungi, Gendang Singanaki,
Penganak dan Gung,
Persamaan Seni Musik : Seluruh
etnik suku tersebut memiliki persamaan dalah hal fungsi seni musik tersebut.
Dalam hal ini, seni musik memiliki fungsi hiburan dan kebudayaan.
Musik
digunakan sebagai pertunjukan untuk kebutuhan hiburan dan acara-acara umum
masyarakat setempat untuk mengiringi berbagai pertunjukan, diantaranya seperti
acara pesta perkawinan, prosesi adat dan kematian serta kegiatan-kegiatan resmi
yang diadakan elemen masyarakat dan pemerintah.
Tarian : Suku
Pakpak: Tari
dalam bahasa Pakpak disebut dengan tatak. Tatak digunakan dalam setiap upacara
tradisonal baik dalam suka cita maupun duka cita. Tari dalam Bahasa Pakpak
adalah Tatak dan menari disebut tumatak.
Penamaan kata ini tidak diketahui siapa yang menyebutkan, namun
kata tatak sudah cukup lama dipakai. Dalam penampilannya, ada dua kelompok
pembagian dalam tatak, yaitu Tatak adat dan Tatak muda-mudi.
Suku
Karo: Ada
berbagai jenis tarian yang terdapat dalam suku Karo, diantaranya Tari Lima
Serangkai, Tari Piso Surit, Tari Gundala-Gundala, dan Tari Tongkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon Tinggalkan Pesan