01 Agustus, 2023

OSE OSE (Uis Karo Tradisi)

PMS
Yang dimaksud dengan ose ose ialah pemakaian uis karo tradisi berhubung dengan upacara pesta tradisionil seperti Pesta kawin pesta Mengket rumah baru, pasta erpangir ku lau, pesta kematian, pesta erguro guro dan lain sebagainya. Ose ose itu ialah : 1. Uis Arinteneng. 2. Uis Gatip. 3. Uis Nipes. 4. Uis Kelam-kelam. 5. Uis Julu. 6. Uis Gara-gara. 7. Uis Teba. 8. Uis Junjung junjungen. 9. Uis Langga langga. 10. Uis Jongkit. 11. Uis Perembah. 1. Uis Arinteneng. Uis arinteneng warnanya hitam pekat. Kain itu terbuat dari kapas dicelup dengan istilah karo ipelabuhken... 

Pemakaian dari uis arinteneng dipakai dalam acara acara pesta perkawinan, pada waktu mas kawin I pedalan dimana uis arinteneng ini sebagai alas pada pinggan pasu... 

Maknanya pinggan pasu ini berisi beras piher dan belo cawir yang beralaskan uis arinteneng ialah: a. Pinggan pasu maknanya ialah masu masu atau memberkati para pengantin supaya berbahagia memulai hidup baru. b. Beras piher maknanya ialah piher tendi ula sakit-sakit. c. Belo cawir maknanya ialah supaya para pengantin cawir metua panjang umur. d. Uis arinteneng maknanya supaya tenang tendi pengantin ertima.selau irumah. 

2. Uis Gatip. Uis ini warnanya hitam bintik-bintik putih. Kain ini juga I pelabuhken oleh perempuan perempuan tua dikampung. Uis ini juga agak tebal sehingga disebut juga uis kapal, dipinggirnya pakai ambu-ambu. Pemakaiannya : uis ini dipakai sebagai ose ose pada upacara upacara mengket rumah baru, pesta kawin, guro guro dan lain-lain.

3. Uis Nipes. Kain ini warnanya garis garis merah. Ada yang berbenang emas ada yang tidak. Pemakaian uis ini ialah sebagai bulang-bulang pihak laki-laki pada pengantin dan selendang pada pengantin perempuan pada upacara perkawinan, pesta mengket rumah dan guro-guro aron. 

4.  Uis Kelam-kelam. Kain ini hampir serupa jenisnya dengan uis arintonang. Uis ini biasa dipakai untuk tudung pihak perempuan dalam acara pesta kecil dan juga dilakukan sebagai maneh maneh terhadap orang meninggal.  

5.   Uis Julu. Uis julu tebalnya serupa dengan uis gatip. Warnanya hitam. Uis julu dipakai sebagai abit atau plikat pada upacara pesta erpangir. 

6.    Uis Gara-gara. Uis ini  serupa  juga  tebalnya   dengan   uis   julu. Pinggirnya mempunyai ambu-ambu. Warnanya merah tua. Dipakai sebagai tudung pada pesta-pesta seperti mengket rumah baru dan pesta perkawinan. 

7.    Uis Toba. Uis ini serupa tebalnya dengan uis julu. Warnanya hitam bergaris garis putih, dan mempunyai ambu-ambu. Uis ini dipakai sebagai manah manah pada upacara orang meninggal. Dan lagi uis ini biasa dipakai sebagai tudung oleh perempuan perempuan tua dikampung. 

8.   Uis Jujung Jujungen Uis ini warnanya merah bercampur warna keemasan, dan mempunyai pada upacara kawin dan juga dipakai oleh nande aron pada guro-guro aron benang emas. Uis jujung jujungen ini dipakai oleh para pengantin perempuan dikampung, dan pada upacara pesta mengket rumah baru. 

9.    Uis langge langge. Uis ini juga disebut uis nipes. Warnanya garis-garis merah tua. Pemakaian uis ini ialah pada pesta guro-guro aron bagi muda mudi dikampung kampung. 

10. Uis Jongkit. Uis ini serupa tebalnya dengan uis julu dan pinggirnya mempunyai ambu-ambu. Uis ini dipakai pada upacara mengket rumah baru, pesta kematian (cawir metua oleh sukut). 

11. Uis Perembah. Uis ini terbuat dari kain panjang atau kain batik. Uis perembah ini kepada anak yang pertama lahir yang diberikan oleh kalimbubu. Hakekat dari pada perembah ini ialah supaya anak yang lahir ini tahan menghadapi alam (enteguh perembah kalimbubu). 

Sumber : Buku Mutiara Hijau Budaya Karo. Penerbit  Balai Adat Budaya Karo (Sastra Klasik, Seni & Adat, Serta Pemerintahannya). 2012. Penyunting : Drs. Sarjani Tarigan, MSP


1 komentar:

Mohon Tinggalkan Pesan