21 Juli, 2023

Seni Tari & Seni Bangunan Suku Karo


PMS
Seni tari terbagi atas 3 bagian, yaitu: 1. Tari kepercayaan. 2. Tari adat. 3. Tari muda-mudi. Tari Kepercayaan : Tari ini biasanya ditarikan oleh banyak orang; tari perseluken (guru sibaso), tari tungkat dan sebagainya.... 

Tari ini semulanya lambat dan makin lama makin cepat, hingga penari menjadi kemasukan roh seperti keadaan penari kuda kepang. Gerak-geriknya adalah merupakan gerak-gerik yang mirip dengan gerak tari india. 

Penari guru sibaso umpamanya tidak memakai tudung. Cukup dengan layam lanja-lanja yang dibungai dengan bunga rudang gara (kembang sepatu). Tiada berbaju tetapi berkain uis gara dan bergonje. Yang diutamakan ialah kelempiran tangan dan kecocokan endek berikut jolenya. 

Tari adat : Penari-penari mempergunakan pakaian-pakaian yang indah-indah berikut perhiasan emas dan sebagainya. Keadaan ini masih terus berlaku sampai sekarang. Terutama dalam kerja mehuli. Hanya jumlah penari sudah berkurang yang terdiri dari sukut anak beru senina dan kalimbubu. 

Kekurangan ini terjadi disebabkan sudah banyak orang tidak pandai menari. Tari Muda-mudi Keadaan tari ini juga telah agak merosot. Karena pelakunya hanya terbatas yaitu yang hanya terdiri dari pemuda-pemudi kampung saja, sebab pemuda-pemudi kota terutama kaum terpelajar agak malu / segan mempelajari atau menarikan tari tersebut. 

Tambahan disekolah pun didaerah puak karo tari-tari itu tidak diajarkan. Berlainan dengan di jawa. Mereka lebih suka mempelajari tari joget modern yang di import dari barat. Karena tari tersebut adalah lebih tinggi mutunya dari tari daerahnya sendiri menurut hemat mereka. 

Seperti tari adat tadi adalah lempir tan endek dan jole yang diutamakan dalam tari. Gerak lompat, angkat kaki, gerak perut, gerak buta-buta tidak diingini. Karena mengandung tendens kasar bagi karo. 

Berikut endek, jole dan lempir tan, juga ada digerakkan kepala dan pundak. Keadaan sebelum merdeka dengan yang sekarang adalah lain. Percampuran daerah dengan daerah mengubah milliu dan jiwa karo. 

Keadaan tari yang biasanya saat menghendaki kedinamisan sesuai dengan dinamisme jiwa. Untuk itu baiklah kita cari irama-irama yang dinamis yang terdapat lagu-lagu asli dalam serunai diperbaharui dan tidak menyeleweng. 

Contoh amat gila (lagu melayu) sebelum merdeka adalah rendah dan tak beraturan. Tetapi setelah merdeka, beberapa tokoh seni tari melayu telah berusaha menyempurnakannya dengan aturan-aturan baru hingga menghasilkan tari pulau sasri dan serampang duabelas yang bagus. 

Usaha kearah ini untuk seni tari karo telah diusahakan oleh beberapa orang dengan piso serit, pecat-pecat, dll. Memang pada mulanya keadaan baru tidak mengenakkan perasaan yang lama; tapi akhirnya ia dapat memasuki alam merasa indah itu. 

Sebagaimana air terus mengalir dari ulu sampai kehilir, begitu pula keadaan harus berjalan. Sebagaimana air melewati jalanya sungai agar jangan banjir, begitu pula seni tari harus ditentukan jalannya dan arahnya yang baik. Harus diusahakan agar ia jangan merusak sendi-sendi kepribadian seni karo.

SENI BANGUN-BANGUNAN

Seni bangun-bangunan terbagi atas beberapa bahagian, diantaranya rumah adat, sapo page, jambur, lesung, geriten, kejeren, dll.

Rumah Adat. Style rumah adat terutama pada atapnya adalah condong kepada bangunan-bangunan seperti kuil-kuil di tiongkok yaitu melengkung. Tapi ditiap ujungnya dilukiskan gambar banten dengan tanduk. Ia memakai dua beranda (ture) dan mempunyai dua ayo pula. 

Pada ayonya dibuat bayu-bayu yang berukir-ukir. Sifat palasnya terdiri dari 2 macam, ada yang berpalaskan bersigat sendi (rumah sendi) dan ada pula yang berpalaskan sangka manuk. 

Dindingnya diperbuat dari kayu yang dibelah-belah menyerupai papan dan pelekatnya dipergunakan retret yaitu tali yang diperbuat dari pada ijuk. Alat-alat untuk membuat rumah yang demikian hanya terdiri dari pahat, parang, beliung dan benang arang. 

Ada rumah yang berjenjang dua tingkat yaitu rumah tersek ada yang beranjung-anjung yang disebut rumah anjung-anjung.

Geriten. Pada geriten dibuat hasil kerja seni bangunan yang sesempurna-sempurnanya dengan ayo, tanduk dan anjung-anjung yang indah.

Lesung, jambur, sapo page dan kejeren Keindahannya hanya terdapat pada bentuk atap dan ukir-ukiran yang ada dipergunakan untuk itu.

Sumber : Buku Mutiara Hijau Budaya Karo. Penerbit  Balai Adat Budaya Karo (Sastra Klasik, Seni & Adat, Serta Pemerintahannya). 2012. Penyunting : Drs. Sarjani Tarigan, MSP

1 komentar:

Mohon Tinggalkan Pesan