21 Juli, 2023

Gendang Karo si 50 kurang 2 & Asal Usul

PMSGendang Lima Puluh Kurang Dua (gendang 50-2) biasanya dipakai pada pesta-pesta adat besar (agung) misalnya, pada acara mengket rumah (memasuki rumah) baru atau pesta penguburan kaum bangsawan (sebayak). Ada beberapa mangmang guru (mantera) dalam penggunaan Gendang Lima Puluh Kurang Dua tergantung dari upacara/acaranya. Gendang Lima Puluh Kurang Dua (50-2) terdiri atas lima puluh buah gendang (musik) yang terdiri dari empat puluh delapan (48) gendang yang diperuntukkan bagi manusia dan dua (2) gendang (musik) diperuntukkan bagi Sang Maha Pencipta alam semesta dan roh-roh leluhur.Semulanya manusia ini dijadikan oleh Allah dengan perantaraan Tuan Banua Kolling dalam keadaan senang tiada mengenal mati. Dengan keadaan ini sampai jumlah mereka ini 48 orang. Tapi pada suatu masa dimana datangnya hujan lebat angin putting, kilat sambar-menyambar seorang dari pada anggota anak yang dikasihi... 

seorang puteri yang cantik mendapat kematian Oleh karena itu permaisuri (Kemberahen) sangat berdukacita, la berkehendak supaya ia lebih dahulu mati dari anaknya. Ketika itu bersuaralah tungtung dua katak, kayat 7 sedahan, cacing dan burung ampuk. 

Satu diantaranya kayat itu memasuki mulut salah satu puteri yang bernama si Beru Mbalu. Dialah asal mulanya Guru sibaso. Mendengar ruang permaisuri maka berkatalah si Beru Mbalu kepada permaisuri: yaitu untuk mencegah anak yang mati itu disuruhnya permaisuri menitu suara tuntung, katak, kayat 7 sadahan, cacing dan ampuk. 

Oleh karena itu permaisuri menyuruh pandai jarang pardosi dan Guru Manta Labang, meniru suara tersebut. Mereka perbuat keteng-keteng sebagai pangganti suara gendang penganak dan gung dan seranggas bambu ganti suara cacing. 

Untuk suara katak mereka buat penggantinya tepuk-tepuk dari bamboo. Sekianlah akhirnya pengganti suara tungtung dijadikan gendang, suara ampuk dijadikan penganak, suara gaya dijadikan serunai pengganti ranggas, suara kayat dijadikan gung, pengganti keteng-keteng. 

Demikianlah penggual lima sidalanen tidak bercerai dari guru sibaso. Nama-nama gendang lima puluh kurang dua, yang dipakai dalam upacara memasuki rumah baru dsb, Yaitu :

1. Gendang Perang Perang, alep 4 kali
2. Gendang Pendungi
3. Gendang Sungkun Berita, alap 4 kali
4. Gendang Perang Siperengen
5. Gendang Terus Perang

6. Gendang Pendungi
7. Gendang Ngelingkah, alep 4 kali
8. Gendang Umang
9. Gendang Pemungkah

10. Gendang Sual Sual
11. Gendang Siempat Terpur, alep 4 kali
12. Gendang Angki Angki
13. Gendang Tak Gugung
14. Gendang Lingga, alep 4 kali

15. Gendang Dumangai
16. Gendang Jawi Guru
17. Gendang Pendarawai
18. Gendang Sabung Katutup
19. Gendang Ketoneng Ketoneng

20. Gendang Kakatonam
21. Gendang Begu deleng
22. Gendang Diden diden
23. Gendang Didong Didong

24. Gendang Musuh Suka
25. Gendang Perang Malesa
26. Gendang Empat Empat
27. Gendang Tembut Tembut
28. Gendang Kuda kuda

29. Gendang Pamuncak
30. Gendang Arimo Ngajar Bana
31. Gendang Tambuta
32. Gendang Kaba Kaba

33. Gendang Tampul Tampul Biang
34. Gendang Pagar
35. Gendang Tungkat
36. Gendang Silingguri

37. Gendang Peseluken
38. Gendang Kelajaren
39. Gendang Toba
40. Gendang Pakpak

41. Gendang Bedah Bedah
42. Gendang Perang Balik
43. Gendang Sibalik Sumpah
44. Gendang Sibalik Gung

45. Gendang Pendungi
46. Gendang Mulih Mulih, alep 4 kali
47. Gendang Teger Rudang
48. Gendang Jumpa Malam
 
PERATURAN GENDANG ERPANGER KULAU
 
1. Perang-perang (alep empat kali)
2. Gendang peseluken,
3. Gendang penginden guru ( di tetapkan oleh guru)
4. Gendang adat ( perang2, simalungun rakyat)
5. Gendang pendungi ( Kalau diadakan upacara pemuang2)
6. Gendang adat
 
PERATURAN GENDANG MUNCANG
 
1. Perang2 (alep empat kali)
2. Gendang pendungi
3. Gendang perang2 man guru
4. Gendang pendungi
5. Gendang pengelimbei
 
PERATURAN GENDANG MATE NGUDA
 
1. Gendang kelayaren
2. Gendang perang2
3. Gendang pendungi
PERATURAN GENDANG KALAK DUMPANG PERKAS
 
1. Gendang dibata
2. Gendang pendungi
 
PERATURAN GENDANG CAWIR METUA
 
1. Perang2
2. Gendang sungkun berita
3. Gendang adat (perang2, mulih2, katoneng2)
4. Gendang pendudu: angkut2 tuah, katoneng2, dowah2)

5. Gendang siarak-araki (maba kuteruh irumah nari)
6. Gendang pendungi(she kenca ibas pas- pasen)
7. Gendang adat (seh ibas kesain)
8. Gendang siarak-araki ( mabasa kumbal-mbal)

9. Gendang adat (ibas mbalmbal)
10. Gendang pengangkut (ngkuburkenca)

Sumber : Buku Mutiara Hijau Budaya Karo. Penerbit  Balai Adat Budaya Karo (Sastra Klasik, Seni & Adat, Serta Pemerintahannya). 2012. Penyunting : Drs. Sarjani Tarigan, MSP

1 komentar:

Mohon Tinggalkan Pesan