PMS DAIRI - Masyarakat suku Karo
Sumatera Utara memiliki tradisi yang dilakukan secara turun temurun, dalam
bentuk upacara. Tujuan dari upacara tersebut merupakan sebuah bentuk
penghormatan kepada leluhur. Juga sebagai bentuk doa kepada tuhan, agar
diberikan kemudahan. Khususnya dalam pekerjaan bertani. Kegiatan ini
diajarkan oleh pendahulunya, sekaligus bentuk menghargai leluhur yang sudah
mempelopori upacara tersebut. ...
Untuk mengetahui lebih jelas upacara Erpangir Ku
Lau, simak ulasan berikut ini. Masyarakat suku Karo Sumatera Utara memiliki
tradisi yang dilakukan secara turun temurun, dalam bentuk upacara. Tujuan dari
upacara tersebut merupakan sebuah bentuk penghormatan kepada leluhur. Juga
sebagai bentuk doa kepada tuhan, agar diberikan kemudahan. Khususnya dalam
pekerjaan bertani. Kegiatan ini diajarkan oleh pendahulunya, sekaligus
bentuk menghargai leluhur yang sudah mempelopori upacara tersebut. Untuk mengetahui
lebih jelas upacara Erpangir Ku Lau, simak ulasan berikut ini.
1. Apa itu Erpangir Ku Lau? Upacara Erpangir Ku Lau
merupakan tradisi khas Karo. Yang memiliki pengertian dari namanya tersebut.
Erpangir yang bermakna mandi atau langir. Sedangkan ku Lau yang diambil dari
kata dasar Maba Ku Lau. Yang artinya membawa anak turun mandi. Tradisi upacara
Erpangir Ku Lau tersebut sudah dilakukan cukup lama. Dan diturunkan turun-temurun
dari generasi ke generasi. Masyarakat percaya jika tetap menjalankan tradisi
tersebut akan membawa berkah untuk setiap kegiatan bertani yang dilakukan.
Walaupun saat ini eranya sudah modern, tradisi ini tetap ada. Dan dilakukan
setiap tahunnya oleh masyarakat suku Karo.
2. Cara melakukan upaya Erpangir Ku Lau dan
jenisnya. Proses upacara Erpangir
Ku Lau tidaklah sesulit upacara lainnya. Yang dilakukan oleh masyarakat suku
Karo. Hanya membutuhkan waktu satu hari saja. Dan tidak membutuhkan hidangan
yang mewah untuk para peserta upacara. Selain itu ada beberapa jenis
pangir. Seperti Pangir selamsam yang ringan bobotnya. Peralat terdiri dari rimo
mukur (jeruk purut), baja (getah kayu besi), minyak kelapa, dan sebuah mangkuk
putih untuk tempat pangir. Biasanya digelar karena mendapat mimpi buruk.
Ada juga Pangir sitengah
dengan empat jenis jeruk dan jeruk purut itu wajib. Dilakukan di Lau Sirang,
tempat air mengalir terbelah menjadi dua aliran dan memakai pertolongan
guru. Selain itu ada Pangir sintua (agung) yang memerlukan peralatan yang
lebih banyak mulai dari penguras, tujuh jenis jeruk, wajan, dan harus dilakukan
di Lau Sirang. Pada zaman dahulu diikuti dengan bunyi senapan. Selain itu juga
memakai Erkata Gendang atau peralatan musik Karo.
3. Selain itu juga untuk mengobati penyakit
dan menghindari malapetaka. Upacara Erpangir Ku Lau
merupakan salah satu cara untuk berdoa kepada Tuhan. Dan ini adalah ciri khas
suku Karo. Keyakinan kepada Tuhan adalah dengan melaksanakan tradisi dan
upacara secara khusus setiap tahunnya. Jadi bisa disimpulkan upacara jenis ini
dilakukan oleh masyarakat suku Karo. Dengan tujuan tertentu dan memohon kepada
Tuhan.
Upacara Erpangir Ku Lau
tunjukkan pula untuk mengobati suatu jenis penyakit tertentu. Penyakit yang
dimaksud adalah dampak yang disebabkan oleh setan atau sejenisnya. Bisa
disimpulkan untuk mengobati dari hal-hal yang gaib upacara Ini juga akan
dilakukan. Masyarakat suku yakin
akan terjadinya malapetaka. Apabila tidak menjalankan tradisi yang sudah
diturunkan secara turun temurun. Akan bisa terjadi, dengan adanya sebuah tanda
melalui firasat atau mimpi.
Sumber : https://sumut.idntimes.com/science/discovery/doni-hermawan-1/mengenal-ritual-erpangir-ku-lau-dari-karo-untuk-hindari-malapetaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon Tinggalkan Pesan