31 Januari, 2023

KETIKA ADA ORANG KARO KARO DI-PRANK PILKADA

PMS DAIRI - OPINI Baru saat inilah sepertinya isu perdebatan yang melibatkan SARA sangat kental dilakoni. Mari kita baca, semoga analisanya keliru. Janji menjadikan Sekda dari suku dan agama tertentu, pada saat kampanye-kampanye sampai dapat di jangkau di seluruh alam nyata maupun alam ghaib, ternyata hanya prank saja. Dulu, sosok Sekda Sihotang yang menjadi orang nomor satu di jajaran Birokrasi pendukung perubahan pada proses seleksi terbuka jabatan Sekda, hanya 3 orang yang mendapat rekomendasi mengikutinya dan 1 orang lagi dari kabupaten lain. Sementara ada beberapa pejabat yang dapat menjawab janji itu katanya di hempang untuk ikutan. Tidak bertahan lama, sosok Sekda Sihotang yang mumpuni di birokrasi pemerintahan hanya menjabat sekitar 2 tahun saja. Seleksi terbuka jabatan Sekda pun di buka kembali...

dan sudah terbaca jelas, tidak ada niat meloloskan calon Sekda lain  untuk “membayar” janji politik perubahan. Isu yang santer berkembang, 1 kandidat yang bertugas di Propinsi katanya di “gagalkan” dan di “paksa mundur” kemudian katanya diiming-imingi untuk menjadi kepala dinas lain.  Padahal menurut persyaratan, ia memenuhi kualifikasi untuk mengikuti seleksi jabatan Sekda. Akhirnya, ia pun menjadi satu-satunya kandidat Sekda  yang kena prank, sudah gagal ikut seleksi Sekda walau katanya sudah mendaftar kemudian gagal juga jadi kepala dinas.

Kembali ke laptop. Sihotang jadi Sekda namun kepiawaiannya serta pengetahuannya tentang birokrasi pemerintahan yang  mumpuni, sepertinya membuat  tidak nyaman. Sehingga ia pun di lengeserkan dan bersabar sampai saat ini kemudian dia digantikan Budi, rivalnya dulu. Padahal melihat paradigma penunjukan atau pengangkatan Pj Bupati, sosok Sihotang memiliki peluang sangat besar karena banyak Alumni APDN atau STPDN atau IPDN yang menjadi penjabat.

Janji kampanye membuat perubahan waktu Pilkada untuk kedua kalinya nge prank dan akhirnya Budi pun dilantik menjadi Sekda.  Memang ada sedikit gejolak di kalangan yang katanya tokoh, namun bukan rahasia umum karena pada akhirnya mereka diajak tertawa bersama dengan banyak jatah kerjaan kacangan maupun sesuatu yang nyata lembaran-lembaran di depan mata yang jelas, kemudian memilih diam.

Banyak orang bertanya, kenapa lebih memilih Budi menjadi Sekda yang nota bene orang Karo dibandingkan pejabat birokrasi dari orang lain yang sudah 2 kali di pranknya?

Mari kita lihat-lihat. Suku Karo dengan ikatan kekerabatan adat dan budaya Karo diperkirakan lebih dari 50.000 pemilih. Suku Karo sepertinya agak lebih sulit di prank sehingga dengan modal Sekda dari orang Karo, maka mungkin boss itu berpikir orang Karo akan bangga dan memilih dia jika dia bisa maju menjadi calon kepala daerah periode mendatang.

Tentu ia sudah berpikir dan mempersiapkan jawaban ngeles atau menghindar untuk membenarkan diri agar dimaafkan karena nge-prank. Simpel saja, ketika ditanya mengapa ia tidak menepati janjinya untuk mengangkat Sekda dari suku dan agama sesuai janji kampanye perubahan Pak boss?

Jawaban yang mungkin akan di sampaikan adalah : Sekda itu hanya di Kantor saja tidak punya anggaran dan tidak bisa membangun bersama masyarakat. Maka saya telah melantik pejabat-pejabat dari suku saya di jabatan-jabatan yang sangat strategis dan mengelola anggaran besar.

Tapi sepertinya boss itu lupa, kalau tidak salah, ada 30 Pejabat Eselon 2 (Sekda, Asisten, Staf Ahli, Kadis dan Kepala Badan) hanya diisi oleh 7 orang saja dari sukunya.Jadi, untuk ke-3 kalinya dia mungkin nge-prank.

Oke, kita kembali ke analis suku Karo. Dari 30 pejabat eselon 2, jumlah  Pejabat Eselon 2 Karo itu hanya 3 orang dan dari 3 orang ini menurut cerita kawan kawan tidak semua yang suka grasak-grusuk dan merasa sangat hebat di kalangan suku Karo terutama ketika berbicara tentang masyarakat Karo di Dapil 4. Mari kita lihat pejabat eselon 3 orang Karo, dari sekitar 130 jabatan eselon 3 setingat sekretaris, kepada bagian, camat, sekcam dan kepala bidang ternyata hanya 7 orang Karo yang ikut dalam gerbong pejabat eselon 3 itu. Tidak ada yang luar biasa.

Lanjut ke cerita nge-prank nya, kini sepertinya dia kurang beruntung, over dosis walau penulis yakin dia juga lagi di prank sama pejabat tinggi itu. Pasti kata kata pranknya kepada boss, bahwa mereka menjamin orang Karo akan membela di Pilkada, dijamin 1.000 persen, kata mereka. Maunya boss bertanya kepada masyarakat apa saja dosa pejabat tinggi yang sangat di percayanya itu ketika dulu ada yg beruntung jadi pejabat di tempat tugas mereka sebelumnya. Semakin sering mereka dibawa dia ke tengah masyarakat maka akan semakin bertambah orang sadar kalau masyarakat lagi di uji untuk prank berikutnya.

Ah, sudahlah jargon membuat perubahan yang hobby nge-prank walau itu terjadi mungkin karena boss pun sebenarnya menjadi korban prank pembisik-pembisiknya. Jangan berharap orang Karo akan membelamu boss di mimpi periode berikutnya nya nanti. Apalagi organisasi Karo  pun sepertinya di musuhi nya terutama Sekdanya yang juga orang Karo. Padahal jika dilihat dari peta masyarakat adat dan budaya Karo di Dapil itu, orang Karo sangat mencintai organisasi yang mau berjuang untuk melestarikan dan menjaga adat budaya karo. Berharap tidak di musuhi tapi di rangkul. Sadarlah boss, bangun dari mimpimu, orang-orang di sekitarmu hanya mencoba belajar nge-prank dirimu. 

Penulis :Christ DB, Turkey.

Foto dari https://www.bridestory.com/id/blog/rich-in-tradition-batak-wedding

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Tinggalkan Pesan