14 Desember, 2022

LEGENDA PUTRI HIJAU SUMATERA UTARA

LEGENDA Putri Hijau merupakan sebuah legenda yang populer di Sumatera Utara dan Aceh. Cerita ini mengisahkan kecantikan seorang gadis yang memancarkan cahaya hijau ketika malam. Gadis tersebut bernama Putri Hijau yang merupakan adik dari raja Mambang Yazid dari Kerajaan Tanah Deli. Kecantikan dan pancaran cahaya hijau ini ternyata memikat seorang raja dari Aceh dan ingin untuk memperistrinya. Namun, pada akhirnya usaha meminang Putri Hijau ditolak dan berakhir pada peperangan antara dua kerajaan. Si Putri Hijau Dahulu 
di Sumatera Utara terdapat Kerajaan Deli yang rajanya memiliki tiga orang anak, yakni Mambang Yazid, 

Putri Hijau, dan Mambang Khayali. Raja Deli sudah lanjut usia dan akan menemui ajalnya. Sebelum meninggal dunia, sang raja berperan kepada ketiga anaknya supaya saling menjaga satu sama lain. Setelah sang raja meninggal, Mambang Yazid sebagai putra tertua menggantikan sang ayah. Ia tak melupakan tanggung jawab untuk menjaga adik-adiknya. Mambang Yazid beserta kedua adiknya, Putri Hijau dan Mambang Khayali sangat dicintai oleh rakyatnya. 

Seiring berjalannya waktu, Putri Hijau dan Mambang Khayali tumbuh menjadi sosok yang dewasa dan bijaksana. Putri Hijau menjelma menjadi seorang gadis yang sangat cantik. Ia juga memiliki keistimewaan yakni mampu memancarkan cahaya hijau. Sang putri sangat suka berjalan-jalan di taman kerajaan ketika malam hari, terutama ketika bulan purnama. Terlihat hingga ke Aceh Suatu malam ketika bulan purnama bersinar terang, Putri Hijau sedang berjalan-jalan di taman. 

Cahaya hijau yang terpancar dari tubuhnya, konon terlihat hingga ke Kerajaan Aceh. Raja Aceh heran. Ia kemudian memerintah orang kepercayaannya untuk mencari tahu dari mana asal cahaya tersebut. Setelah lama mencari tahu, orang kepercayaan raja Aceh menemukan bahwa pancaran sinar tersebut berasal dari Putri Hijau, adik Raja Deli, Mambang Yazid. Sang raja Aceh tertarik akan pesona sang Putri Hijau dan ingin meminangnya menjadi permaisuri. Ia pun memerintahkan orang kepercayaannya untuk menyampaikan lamarannya. 

Ketika sampai di Kerajaan Deli, orang kepercayaan raja Aceh menyampaikan maksudnya untuk melamar Putri Hijau. Namun, Putri Hijau merasa belum mau untuk bersuami. Hal itu disampaikan dengan halus oleh sang kakak, Mambang Yazid. Setelah itu, orang dari Aceh kembali. Ia kemudian menyampaikan kepada raja Aceh bahwa Putri Hijau menolak pinangannya. 

Putri Hijau ditangkap Mendengar hal tersebut, raja Aceh merasa terhina dan murka. Ia kemudian memerintahkan seluruh pasukannya untuk bersiap menyerang Kerajaan Tanah Deli. Raja Aceh juga berpesan kepada raja Deli, Mambang Yazid untuk menyerahkan Putri Hijau supaya tidak terjadi peperangan. Namun, Raja Mambang Yazid dengan halus menolak permintaan tersebut. Akibatnya pecah perang antara Tanah Deli dengan Aceh. Perang berlangsung sangat sengit. 

Pasukan Aceh kemudian berusaha mengacaukan konsentrasi pasukan Tanah Deli. Pasukan Aceh mengisi meriamnya dengan perhiasan dari emas. Strategi tersebut berhasil mengalihkan pasukan Tanah Deli. Akibatnya Tanah Deli kalah dalam peperangan dan berhasil ditaklukkan. Putri Hijau ditangkap dan diboyong ke Aceh dalam sebuah peti kaca menggunakan kapal laut. Ketika sampai di Aceh, Putri Hijau minta diadakan upacara untuk menurunkan dirinya. Namun, saat upacara baru mulai, badai dan angin kencang menghempas. Dari dalam laut, muncul naga yang merupakan jelmaan dari Mambang Yazid, kakak Putri Hijau yang kalah perang. Putri Hijau pun diselamatkan dan dibawa ke laut oleh kakaknya. Sumber : https://www.kompas.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Tinggalkan Pesan