PMS DAIRI - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Propinsi Sumatera Utara Dr. dr. David Luther Lubis, Sp.OG (K), M.Ked mengajak seluruh kader AMPI se-Sumatera Utara untuk mengheningkan cipta sejenak. David juga mengingatkan, bahwa tugas pemuda saat ini adalah meneruskan perjuangan para pahlawan untuk kemajuan Indonesia.
"Sebagai pemuda yang menjadi akar bangsa, kita harus banyak berbuat untuk perubahan dan menjadi orang yang terdepan dalam hal pembaharuan. Tugas kita lah sebagai kader AMPI untuk menjadi garda dalam mengawal keutuhan NKRI seperti yang sudah dilakukan para pendahulu kita. Mari kita mengenang para pejuang yang telah gugur dalam memperjuangkan maupun mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia ini, mereka akan selalu hidup dalam sanubari kita," pungkasnya.
Kedepan, kader AMPI harus ikut bersama sama pemerintah demi terciptanya Indonesia Emas. Tahun ini, tema Hari Pahlawan 2022 adalah "Pahlawanku, Teladanku". Tema ini memiliki harapan agar perjuangan dan pengorbanan para pahlawan dapat menginspirasi dan memotivasi masyarakat untuk meneruskan pembangunan dan mengisi kemerdekaan. Setiap orang dapat memberikan kontribusi bagi bangsa sesuai kemampuan, keahlian, dan keterampilan masing-masing tanpa harus dengan mengangkat senjata.
Wakil Bendahara DPD AMPI Sumatera Utara / Sekretaris Kordinator Daerah DPD AMPI Kabupaten Karo, Dairi dan Pakpak Bharat Robert Hendra Ginting, A.P, M.Si yang juga sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pemuda Merga Silima (PMS) Kabupaten Dairi mengatakan bahwa Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para Pahlawannya.
"Pahlawan kita tidak hanya Pahlawan yang merebut Kemerdekaan tetapi juga Pahlawan yang mempertahankan Kemerdekaan Indonesia serta para Pahlawan yang mengisi Kemerdekaan ini dengan Pembangunan yang baik sesuai dengan bidang profesi dan keahliannya. Jadilah kita Pahlawan-Pahlawan minimal untuk lingkungan sekitar kita" ujar Robert Ginting.
Menyambut hari besar nasional Indonesia itu, Kementerian Sosial (Kemensos) mengimbau kantor Kementerian dan Lembaga untuk turut memperingati Hari Pahlawan untuk menyelenggarakan Upacara Hari Pahlawan 2022. Mengacu pada Surat Menteri Sosial Nomor S-86/MS/B/PB.06.00/11/2022 yang ditandatangani oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini (4/11/2022), beberapa imbauan Upacara Hari Pahlawan 2022: Mengibarkan bendera merah putih Pengibaran bendera merah putih dilakukan tepat pada 10 November 2022 dan melakukan hening cipta.
Hening Cipta dilakukan pada pukul 08.15-08.16 waktu setempat di seluruh lokasi di mana WNI berada, menghentikan semua kegiatan, melakukan penghormatan, berdiri tegap dan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Tujuan dari mengheningkan cipta adalah untuk menghormati perjuangan para Pahlawan. Hening Cipta selama 60 detik secara serentak dilaksanakan: Di Pusat (Jakarta), yakni pada Upacara Ziarah Nasional di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata Jakarta sebagai titik komando ditandai dengan bunyi sirine di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata selama 1 menit dengan mengutamakan protokol kesehatan.
Di Provinsi dan Kabupaten/Kota, yakni pada Upacara Bendera di halaman Kantor Gubernur/Kabupaten/Kota, sebagai titik komando ditandai dengan bunyi sirine di tempat-tempat upacara antara lain Kantor-kantor/Instansi Pemerintah, Swasta dan lain-lain, selama 1 menit dengan mengutamakan protokol kesehatan. Di Kecamatan / Kelurahan / Desa pada Upacara Bendera di tempat upacara sebagai titik komando ditandai dengan bunyi sirine atau menyesuaikan di tempat upacara selama 1 menit dengan mengutamakan protokol kesehatan.
Menurut Kemensos, penetapan Hari Pahlawan yang diperingati tiap 10 November itu bukan tanpa alasan. 77 tahun yang lalu, tepatnya pada 10 November 1945 terjadi pertempuran besar antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Inggris di Surabaya. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan menjadi satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia. Gencatan senjata antara kedua belah pihak dilakukan pada 29 Oktober 1945. Alhasil, keadaan berangsur-angsur mereda. Meskipun begitu tetap saja terjadi bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya.
Mereka juga mengeluarkan instruksi yang isinya bahwa semua pimpinan bangsa Indonesia dan para pemuda di Surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945, pukul 06.00 pagi pada tempat yang telah ditentukan. Namun ultimatum itu tidak ditaati oleh rakyat Surabaya, sehingga terjadilah pertempuran besar di Surabaya pada 10 November 1945, selama lebih kurang tiga minggu lamanya. Pertempuran itu mengakibatkan sekitar 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban. Sebagian besar korban adalah warga sipil. Selain itu, sekitar 150.000 orang terpaksa meninggalkan kota Surabaya dan tercatat sekitar 1600 orang prajurit Inggris tewas, hilang, dan luka-luka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon Tinggalkan Pesan