PMS DAIRI - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pemuda Merga Silima (PMS) Kabupaten Dairi Robert Hendra Ginting, A.P, M.Si menyampaikan apresiasi kekagumannya kepada Presiden Jokowi dan sangat mendukung pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) yang dilaksankan di Bali, pada tanggal 15 hingga 16 November 2022. Melalui event akbar G20. mengimbau kepada masyarakat khususnya Pemuda Merga Silima untuk mendukung KTT G20 di Bali dengan memperkuat pertanian lokal, masing-masing kelompok pertanian maupun industri masyarakat melalui penguatan tekhnologi terbarukan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.
"Ini upaya kita menunjukkan dedikasi dan berbagai inovasi
untuk memberikan pilihan kepada pemerintah maupun investor di dunia
internasional untuk menawarkan produk-produk Indonesia kepada negara G20 yang
bersaing dari segi kualitas maupun kuantitas," ucap Robert Ginting.
Kepada
pemerintah, kiranya dapat memanfaatkan G20 sebagai media atau wadah membuka
lapangan usaha, lapangan kerja dan sasaran ekspor produk produk terutama UMKM
selain industri besar. Menurutnya, awal bangkitnya perekonomian dunia
akibat diterpa pandemic covid-19 yang berkepanjangan tentu akan menemui banyak
permasalahan baru. Standard akan kualitas suatu produk maupun jasa yang
ditawarkan nilainya diprediksikan menjadi lebih tinggi dan kompetitip.
"Kami
juga berharap G20 yang merepresentasikan kekuatan ekonomi dan politik
dunia, dengan komposisi anggotanya mencakup 80% PDB dunia, 75% ekspor global,
dan 60% populasi global mampu di rumuskan berbagai peluang investor untuk
langsung menampung produk lokal seperti UMKM selain industri besar,"
harapnya
Semoga
KTT G20 di Bali berjalan sukses membawa perubahan ke arah yang lebih baik lagi
bagi seluruh negara di dunia, khususnya Indonesia sampai ke masyarakat
Kabupaten Dairi.
“Semoga
apa yang dihasilkan di KTT G20 di Bali bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi,
pemulihan kesehatan dan juga upaya kebijakan dukungan fiskal di dunia
internasional," pungkas Robert Ginting.
Dikutip dari www.bi.go.id - G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). G20 merepresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
SEJARAH PENDIRIAN G 20
Dibentuk pada 1999 atas inisiasi anggota G7, G20 merangkul negara maju dan berkembang untuk bersama-sama mengatasi krisis, utamanya yang melanda Asia, Rusia, dan Amerika Latin. Adapun tujuan G20 adalah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. G20 pada awalnya merupakan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Namun sejak 2008, G20 menghadirkan Kepala Negara dalam KTT dan pada 2010 dibentuk pula pembahasan di sektor pembangunan. Sejak saat itu G20 terdiri atas Jalur Keuangan (Finance Track) dan Jalur Sherpa (Sherpa Track). Sherpa diambil dari istilah untuk pemandu di Nepal, menggambarkan bagaimana para Sherpa G20 membuka jalan menuju KTT (Summit).
JENIS PERTEMUAN G 20
- Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)/Summit
- Ministerial & Deputies Meetings/Pertemuan Tingkat Menteri dan Deputi
- Kelompok Kerja/Working Groups
- Penanganan Krisis Keuangan Global 2008
- Kebijakan Pajak
- Kontribusi dalam penanganan pandemi Covid-19
Indonesia Memegang Presidensi G20
Tema Presidensi G20 Indonesia 2022
"Recover Together, Recover Stronger"
Agenda prioritas jalur keuangan dalam Presidensi G20 Indonesia 2022
1. Exit Strategy to Support Recovery
4. Sustainable Finance
5. Financial Inclusion: Digital Financial Inclusion & SME Finance
6. International Taxation
- Presidensi G20 di tengah pandemi membuktikan persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis.
- Merupakan bentuk pengakuan atas status Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, yang juga dapat merepresentasikan negara berkembang lainnya.
- Momentum presidensi ini hanya terjadi satu kali setiap generasi (+ 20 tahun sekali) dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan Indonesia, baik dari sisi aktivitas ekonomi maupun kepercayaan masyarakat domestik dan internasional.
- Indonesia dapat mengorkestrasi agenda pembahasan pada G20 agar mendukung dan berdampak positif dalam pemulihan aktivitas perekonomian Indonesia.
- Menjadi kesempatan menunjukkan kepemimpinan Indonesia di kancah internasional, khususnya dalam pemulihan ekonomi global. Dari perspektif regional, Presidensi ini menegaskan kepemimpinan Indonesia dalam bidang diplomasi internasional dan ekonomi di kawasan, mengingat Indonesia merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang menjadi anggota G20.
- Membuat Indonesia menjadi salah satu fokus perhatian dunia, khususnya bagi para pelaku ekonomi dan keuangan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan (showcasing) berbagai kemajuan yang telah dicapai Indonesia kepada dunia, dan menjadi titik awal pemulihan keyakinan pelaku ekonomi pascapandemi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
- Pertemuan-pertemuan G20 di Indonesia juga menjadi sarana untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional, sehingga diharapkan dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia.
Merupakan klimaks dari proses
pertemuan G20, yaitu rapat tingkat kepala negara/pemerintahan.
Diadakan
di masing-masing area fokus utama forum. Pada Finance Track, Ministerial
Meetings dihadiri oleh menteri keuangan dan gubernur bank sentral, yang disebut
Finance Ministers and Central Bank Governors Meetings (FMCBG). Sementara
pertemuan para deputi disebut Finance and Central Bank Deputies Meetings
(FCBD).
Beranggotakan
para ahli dari negara G20, Working Groups menangani isu-isu spesifik yang
terkait dengan agenda G20 yang lebih luas, yang kemudian dimasukkan ke dalam segmen
kementerian dan akhirnya KTT.
PERAN NYATA G 20
Salah
satu kesuksesan G20 terbesar adalah dukungannya dalam mengatasi krisis keuangan
global 2008. G20 telah turut mengubah wajah tata kelola keuangan global, dengan
menginisiasi paket stimulus fiskal dan moneter yang terkoordinasi, dalam skala
sangat besar. G20 juga mendorong peningkatan kapasitas pinjaman IMF, serta
berbagai development banks utama. G20 dianggap telah membantu dunia kembali ke
jalur pertumbuhan, serta mendorong beberapa reformasi penting di bidang
finansial.
G20
telah memacu OECD untuk mendorong pertukaran informasi terkait pajak. Pada
2012, G20 menghasilkan cikal bakal Base Erosion and Profit Shifting (BEPS)
keluaran OECD, yang kemudian difinalisasikan pada 2015. Melalui BEPS, saat ini
139 negara dan jurisdiksi bekerja sama untuk mengakhiri penghindaran pajak.
Inisiatif
G20 dalam penanganan pandemi mencakup penangguhan pembayaran utang luar negeri
negara berpenghasilan rendah, Injeksi penanganan Covid-19 sebanyak >5
triliun USD (Riyadh Declaration), penurunan/penghapusan bea dan pajak impor,
pengurangan bea untuk vaksin, hand sanitizer, disinfektan, alat medis dan
obat-obatan.
Selain itu, G20 berperan dalam isu
internasional lainnya, termasuk perdagangan, iklim, dan pembangunan. Pada 2016,
diterapkan prinsip-prinsip kolektif terkait investasi internasional. G20 juga
mendukung gerakan politis yang kemudian berujung pada Paris Agreement on
Climate Change di 2015, dan The 2030 Agenda for Sustainable Development.
Berbeda
dari kebanyakan forum multilateral, G20 tidak memiliki sekretariat tetap.
Fungsi presidensi dipegang oleh salah satu negara anggota, yang berganti setiap
tahun. Sebagaimana ditetapkan
pada Riyadh Summit 2020, Indonesia akan memegang presidensi G20 pada 2022,
dengan serah terima yang dilakukan pada akhir KTT Roma (30-31 Oktober 2021).
Melalui
tema tersebut, Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu,
saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
Standar
pembayaran lintas batas negara (CBP), serta prinsip-prinsip pengembangan
CBDC (General Principles for Developing CBDC).
Membahas
risiko iklim dan risiko transisi menuju ekonomi rendah karbon, dan sustainable finance (keuangan berkelanjutan) dari sudut
pandang makroekonomi dan stabilitas keuangan
MANFAAT BAGI INDONESIA
- Presidensi G20 di tengah pandemi membuktikan persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis.
- Merupakan bentuk pengakuan atas status Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, yang juga dapat merepresentasikan negara berkembang lainnya.
- Momentum presidensi ini hanya terjadi satu kali setiap generasi (+ 20 tahun sekali) dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan Indonesia, baik dari sisi aktivitas ekonomi maupun kepercayaan masyarakat domestik dan internasional.
- Indonesia dapat mengorkestrasi agenda pembahasan pada G20 agar mendukung dan berdampak positif dalam pemulihan aktivitas perekonomian Indonesia.
- Menjadi kesempatan menunjukkan kepemimpinan Indonesia di kancah internasional, khususnya dalam pemulihan ekonomi global. Dari perspektif regional, Presidensi ini menegaskan kepemimpinan Indonesia dalam bidang diplomasi internasional dan ekonomi di kawasan, mengingat Indonesia merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang menjadi anggota G20.
- Membuat Indonesia menjadi salah satu fokus perhatian dunia, khususnya bagi para pelaku ekonomi dan keuangan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan (showcasing) berbagai kemajuan yang telah dicapai Indonesia kepada dunia, dan menjadi titik awal pemulihan keyakinan pelaku ekonomi pascapandemi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
- Pertemuan-pertemuan G20 di Indonesia juga menjadi sarana untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional, sehingga diharapkan dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon Tinggalkan Pesan