Sore hari, Senin 3 Oktober 2022 di ‘ruang sidang umum rakyat’ Mie Aceh, beberapa orang sahabat berkumpul membicarakan fenomena latah yang ada di sekitarnya. Ada banyak sebenarnya praktek demo yang kita lihat. Demo masak, demo membuat kue, demo menggunakan mesin semprot cuci mobil sudah pasti dikuasai dan pasti hasil akhirnya sudah diketahui tepat. Sementara demo masyarakat ada beberapa kategori.
Kategori pertama, demo yang memang berasal dari “hati nuraninya”, menyuarakan apa yang ada dirasakan tidak ada materi tersembunyi lainnya. Contohnya, demo emak-emak yang protes karena harga sembako yang melambung tinggi, sehingga sulit berpikir lagi.
Demo jenis kedua adalah demo yang berasal dari “pesanan orang lain” atau yang disebut demo orderan mirip seperti kita order pesanan dari grab atau go food. Demo ini dilakukan oleh orang yang mewakili orang lain untuk menyuarakan keinginannya kepada kelompok atau lembaga tertentu. Biasanya ada honor atau janji-janji seperti kemudahan dan pekerjaan yang diberikan oleh orang yang meng-order demo itu
Demo jenis ketiga adalah demo “bola bilyar” Demo ini biasanya dilakukan oleh aktivis yang ingkin meneken suatu kelompok. Seperti penegak hukum maupun sekumpulan orang atau kelompok untuk “memaksa” mereka melakukan tindakan tertentu dan kadangkala menjadikan demo itu adalah alasan penguat atau starting point pengambilan keputusan atau tindakan.
Demo jenis keempat adalah demo “tembak malam”. Namanya nembak di malam hari, cemanalah caranya ?.Demo ini dilakukan oleh orang atau sekelompok orang yang tujuannya untuk membuat kekacauan dan cenderung mengadu domba satu kelompok dengan kelompok lain, dan biasanya pendemo atau orang lain akan memperoleh keuntungan akibat akhir dari proses adu domba ini. Demo ini mirip seperti politik adu domba yang dilakukan oleh kolonial saat penjajahan dulu.
Demo kelima adalah demo “pencitraan”, Demo ini akan dilakukan oleh sekelompok orang untuk menaikkan citra atau sosok seseorang atau kelompok tertentu dengan berbagai strategi yang dilakukan, seperti menggelar opera air mata, pemberian sembako, pemberian sesuatu barang dan aksi-aksi social lainnya.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pemuda Merga Silima (PMS) Kabupaten Dairi – Robert Hendra Ginting, AP, M.Si ketika di minta komentarnya terkait maraknya aksi-aksi demo di Indonesia ini, mengatakan :
“Apapun bentuk demo nya, kita punya nurani yang seharusnya tidak murahan dan walaupun karena demo itu dapur kita ber-asap, namun harus ingat jangan terlalu kali dong. Kepentingan masyarakat luas seyogyanya menjadi prioritas. Kita harus cerdas juga dan minimal belajar untuk bisa cerdas. Ingat, jejak digital akan di tulis oleh media apalagi media online yang banyak sekarang. Jangan sampai wibawa kita sebagai orang tua, bolang, nini, opung, tulang akan jelek sekarang bahkan nanti di mata keturunan serta orang-orang yang sayang sama kita “ pungkasnya.
Mantap programnya. Meng edukasi. Siap kapan berdiskusi tuk menambah literasi mengedukasi publik.
BalasHapusTerimakasih, sudah menjadi tanggungjawab bersama untuk ambil bagian meng-edukasi masyarakat memberikan pencerahan yang baik dan benar.
Hapus