PMS DAIRI - Medan berawal dari sebuah kampung bernama kampung Medan Putri yang didirikan oleh Guru Patimpus pada tahun 1590. Guru Patimpus adalah seorang putra Karo bermarga Sembiring Pelawi dan beristrikan seorang putri Datok Pulo Brayan. Nama Medan sendiri konon berasal dari kata Madaan berarti menjadi sehat atau lebih baik. Ini sejalan dengan kenyataan bahwa Guru Patimpus adalah seorang tabib yang memiliki keahlian dalam pengobatan tradisional Karo pada masanya.
Dia banyak menyembukan penyakit yang diderita penduduk. Dari kenyataan itulah yang kemudian menjadi sebutan bagi Kota Medan, yang kita kenal sampai sekarang. Dari hasil riset yang telah dilakukan, banyak masyarakat kota Medan yang tidak mengetahui tentang sejarah Guru Patimpus pendiri kota Medan.
Berdasarkan kutipan dari buku Jejak Medan Tempoe Doeloe, Medan kini
merupakan kota ketiga terbesar di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya.
Sebagai ibu kota Sumatera Utara, kota ini sedang memacu diri menjadi metropolitan
dan megapolitan. Pada tahun 1950 Medan sudah ada. Jurnal FSD, Vol. 1
No. 1 diresmikan oleh Guru Patimpus dari kampung Medan Putri menjadi sebuah
cikal bakal kota. Maka dari itu pemerintah daerah kota Medan menyepakati kalau
kota Medan berdiri pada tahun 1590.
Sebagaimana
yang ditulis oleh zaenuddin HM, dalam bukunya “Asal-Usul Kota- Kota di
Indonesia Tempo Doeloe”, Medan berawal dari sebuah kampung bernama kampung
Medan Purti yang didirikan oleh Guru Patimpus pada tahun 1590. . Guru patimpus
adalah seorang putra Karo bermarga Sembiring Pelawi dan beristrikan seorang
putri Datok Pulo Brayan.
Nama
Medan sendiri konon berasal dari kata Madaan berarti menjadi sehat atau lebih
baik. Ini sejalan dengan kenyataan bahwa Guru Patimpus adalah seorang tabib yang
memiliki keahlian dalam pengobatan tradisional Karo pada masanya. Dia banyak
menyembukan penyakit yang diderita penduduk. Dari kenyataan itulah yang
kemudian menjadi sebutan bagi Kota Medan, yang kita kenal sampai sekarang.
Demikian
pula di dalam tulisan Tengku Azwansyah A. Teruna dalam bukunya Sultan Makmoen
Al-Rasyid dan Berdirinya Pemerintahaan Kota Medan serta Istana Maimoon,
menyatakan ada seorang bernama Guru Patimpus. Dia memeluk agama islam atas
pengaruh seorang ulama yang disebut Datuk Kota Bangun terjadi sekitar 1590 M.
Datuk
ini adalah Imam Siddik bin Abdullah yang makamnya, terletak di Kelumpang Deli.
Pada batu nisannya tertulis : meninggal 23 Syaban 993 H atau 27 Juni 1590 M.
Makam itu terletak di kampung Medan, Ini memberikan alasan bahwa Guru Patimpus
berguru Agama dahulunya pada Datuk kota Bangun, tidak lain adalah Imam Siddik
sendiri. Pada masa itu Guru Patimpus sudah membuat kampung Medan setelah
menikah dengan anak raja Pulo Brayan.
Patung
Guru Patmpus dengan uraian sebagai berikut : 1. Tongkat - Denotasi : Tongkat pada karakter Guru Patimpus terbuat
dari kayu yang bagian ujugnya terdapat seperti rambut atau bulu yang di ikat. -
Konotasi : Tongkat digunakan untuk sebagai senjata pertahanan saat mengembara
dan untuk berburu. Tongkat masih banyak digunakan masyarakat zaman dulu dan
pada suku-suku pedalaman. - Mitos : Tongkat di percaya memiliki kemampuan
mistik yang digunakan masyarakat zaman dulu untuk bertarung, bertahan dari
musuh, dan mengobati orang. Tongkat disimbolkan seperti orang yang memiliki
kedudukan dan kekuasaan.
2.Sorban - Denotasi : Sorban sebuah
penutup kepala yang terbuat dari kain yang dililitkan dengan rapi. Digunakan
untuk pelindung kepala. - Konotasi : Sorban dilambangkan sebagai ciri khas
masyarakat zaman dulu yang sering digunakan oleh pengembara begitu juga
gambaran masyarakat karo di zaman dulu banyak menggunakan sorban. -Mitos :
Kebanyakan orang yang memakai sorban dipercaya bukan orang biasa, melainkan
orang yang memiliki ilmu yang tinggi atau sakti. Seperti Tabib, atau Syekh pada
zaman dulu. 110. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1
3.
Baju - Denotasi : Baju digunakan
pada karakter guru patimpus sebagai penutup tubuh untuk menjaga suhu untuk
kehangatan tubuh dan juga menutupi bagian sensitif pada tubuh. - Konotatif :
Baju yang terdapat pada karakter guru patimpus menggambarkan ciri khas
masyarakat zaman dulu yang menggunakan baju terusan seperti yang tidak
bermotif. - Mitos : Baju terusan dipercaya banyak digunakan oleh pengembara orang
sakti atau memiliki ilmu tinggi seperti syekh dan tabib.
4.
Selendang Kain - Denotasi :
selendang kain yang terdapat dari karakter Guru Patimpus digunakan untuk
mengikat dan sebagai kantongan untuk membawa perbekalan saat mengembara. -
Konotasi : Selendang kain menggambarkan ciri khas masyrakat karo di zaman dulu.
Karena banyak masyrakat di zaman dulu selalu membawa kain yang di selempangkan
dibahu dan dipakai sehari-hari. - Mitos : kain selempangan dipercaya digunakan
pengembara sebagai alat untuk menyerang yang memiliki kemampuan mistik yang
sering kita lihat seperti di film-film kolosal.
5.
Gelang - Denotasi : Gelang sebuah
pernak-pernik yang unik digunakan untuk hiasan pada tangan maupun kaki. -
Konotasi : Gelang pada karakter Guru Patimpus melambangkan kebudayaan
masyarakat dizaman dulu dengan mengumpulkan batu-batuan unik lalu dijadikan
gelang dan syekh menggunakannya juga untuk berdzikir. - Mitos : Gelang yang
terbuat dari berbagai jenis batu-batuan dipercaya masyarakat sebagai jimat atau
penangkal.
6.
Warna - Merah : Denotasi : Warna
merah melambangkan tanda berhenti, larangan, atau bahaya. Konotasi : Warna
merah melambangkan semangat, keberanian. Mitos : Warna merah bagi masyarakat
karo mempercayai warna merah memiliki makna, kekuatan dan keberianian. - Coklat
: Denotasi : Warna coklat melambangkan minimalis Konotasi : Warna coklat
melambangkan kesederhanaan. Mitos : Warna coklat bagi masyarakat karo
mempercayai warna coklat itu sebagai simbol Hafiz kehidupan sama seperti bumi kita yang memberi
kita kehidupan. - Hitam : Denotasi : Warna hitam Sebuah warna dasar yang gelap
Konotasi : Warna hitam memiliki arti kegelapan Mitos : Warna hitam di yakini
masyarakat karo melambangkan jiwa kepemimpinan.
5 Datuk Kuta Bangun terkenal sakti
berasal dari daerah Jawa yang berdiam di Kuta Bangun. Pada illustrasi Datuk
Kuta Bangun digambarkan menggunakan baju tangan panjang dan celana panjang lalu
pada bagian kepala terdapat belangkon yang merupakan ciri khas dari Suku Jawa
sehingga masih terdapat unsur kebudayaannya.
6 Pengiring Guru Patimpus atau
pengawalnya yang menemani perjalanan Guru Patimpus yang menemui Datuk Kota
bangun. Pada illustrasi pengiring Guru Patimpus digambarkan seperti masyarakat
karo pada zaman dulu, yang menggunakan selmpangan kain dan penutup kepala atau
sorban.
7 Raja Pulo Brayan seorang raja didaerah
Pulo Brayan. ilustrasi pada penggambaran karakter Raja Pulo Brayan dengan
menggunakan baju dengan ciri khas melayu dan dengan penutup kepala seperti
kopiah.
8 Putri Raja Pulo Brayan Adalah istri
dari Guru Patimpus ilustrasi pada penggambaran karakter Putri Raja Pulo Brayan
menggunakan baju terusan panjang agar terlihat tertutup dan seperti masyarakat
dulu.
Guru
Patimpus adalah putra karo yang berasal dari Desa Aji Jahe ingin mengunjungi
orang sakti yang berada di Datuk kota Bangun ingin mengadu ilmu tetapi Guru
Patimpus mengaku kalah dan memutuskan masuk Islam. Lalu berguru dengan Datuk
kota Bangun dan mendirikan beberapa daerah dan mengembara ke Pulo Brayan dan
menikahi anak dari raja Pulo Brayan dan membuka kampung di Medan.
Sumber dari Jurnal Animasi 2D
Reinterpretasi Sejarah Guru Patimpus Pendiri Kota Medan 2D Animation
Reinterpretation Of The History Of Guru Patimpus Founder Of Medan City Hafiz
Fahry Nawawi, Mhd. Rusdi Tanjung Program Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni
dan Desain, Universitas Potensi Utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon Tinggalkan Pesan